ARCHA BELLA'S ADVENTURE

Minta Maaf Bukan Hanya Ucapan Belaka

 

Seringkali manusia berbuat kesalahan, tapi MINTA MAAF seolah-olah menjadi kosakata yang sangat sulit dilepaskan.
Walaupun mungkin mudah diluncurkan dalam tutur kata,namun untuk sampai ditingkat ketulusan hati yang terdalam penuh keikhlasan masih merupakan sesuatu yang maha berat.
Lagi-lagi ego manusia tetap yang paling berkuasa diatas segalanya.
Mereka gengsi,malu,merasa menjadi pecundang jika mengeluarkan kalimat minta maaf pada lawan bicaranya.
Demikian juga jika mencermati hiruk pikuk dunia fana terlebih sosial media yang penuh intrik dan pencitraan. Buanyak sekali polah tingkah mahkluk bumi terutama warganet Indonesia yang mudah menyematkan label dan stigma pada tokoh-tokoh yang dianggap layak untuk dijadikan “obyek penderita” demi ego mereka,melampiaskan kekesalan yang terkadang tak bernalar.
Lihat saja yang lagi viral, influencer lulusan luar negeri Gitasav yang ramai diperbincangkan mengenai pendapatnya tentang Childfree.
Alih-alih minta maaf, dia malah makin nyinyir dalam setiap wawancara, terlebih saat berhadapan dengan Andy F.Noya, dalam sebuah program acaranya.Ya,ini pendapat subyektif pribadi aku sih, dia berkesan sok pinter,sok luar negeri,dan sok menggurui.
Sebenernya opini Gitasav ttg CHILDFREE itu wajar, kan dia yang berkepentingan.
Sama halnya aku lbh memilih FEWER CHILDREN,daripada berentet.
Alasannya yaaa…samalah dgn ortu-ortu yg memilih 2-3 anak cukup.
Konsekuensi yg mengacu ke kepuyengan atau kebahagiaan..kan depend on ourselves.
Gitasav dan pernyataannya tentang Childfree yang kontroversial
Gitasav dan pernyataannya tentang Childfree yang

Kontroversial

Yang buat aku rada nganu itu, rasah mbok sebar2no pandanganmu yg lbh kearah “ngenyek” tentang pasangan kalau tidak punya anak jadi ora iso dandan dan bikin kisut, menjadi menimbulkan generalisasi.
Dan satu lagi, kalau tiwas dirasani sak ndonya, jebule tahun ngarep ben taun kowe manak, ujug-ujug anakmu limolas.
Atau bojomu golek bojo maning..krn pingin punya anak, terus kamu akhiri dengan minta mangap eh minta maaf?
Aahh…aku kok ga yakin yak….
Eh…ya terserah ding…dudu urusanku sih…
Tapi rekam jejak ki ncen ngisin-ngisini sih….kan kecangar.😝
Bagaikan diprank ,tiwas laporan diKDRT, jebule mbalik maning.
Eh….
Atau kaum juliders yang dengan mudah menghujat orang lain, contohnya Dewi Persik dibully mandul, kepala negara dianggap firaun, atau mengatai-ngatain anak artis mukanya ga secakep orangtuanya, pegawai minimarket yang memergoki pencurian malah dihunjam sumpah serapah dari tersangka hingga tertekan dan malah dia yang harus minta maaf,dsb.
Apakah mereka itu tidak berpikir jika itu yang terjadi padanya?
Anaknya yang dikata-katain buruk rupa.
Atau dia dianggap mandul, titisan dajjal dsb, kuatkah menanggung?
Konyolnya, seolah-olah ini bisa diselesaikan dengan kata minta maaf dan selembar kertas bermeterai yang dibubuhi tanda tangan?
Keadilan itu memang kadangkala menemui jalan terjal dan berliku.
Semudah itu kesalahan disumbat dengan permintaan maaf TANPA ketulusan, hanya PENCITRAAN demi menyelamatkan muka.
Padahal esensi dari MINTA MAAF adalah ungkapan permintaan ampun atau penyesalan.
Jadi, menurut kamu, sesulit itukah permintaan maaf yang tulus diungkapkan?
Seberat apakah pengampunan itu diberikan untuk orang yang bersalah kepadamu, tanpa meminta maaf maupun minta maaf?
Memang butuh waktu untuk berpikir dan menjalani proses legowo untuk memberi maaf dan meminta maaf.
Salahkah yang tua meminta maaf kepada yang lebih muda?Seperti halnya orang tua yang pantang meminta maaf pada anaknya?
Coba direnungkan,apa ego terbesarmu hingga minta maaf itu tabu?
Yuk sharing lewat komen dibawah,siapa tau bisa kita urai satu persatu.

 

I'm a movie maniac and travelholic. I'm passionate at Art, Travel, Fashion and Culinary. This blog is a place where I want to share all the things I love to you! Keep stay here to know my Adventure of Life. Contact me: archa_bella@yahoo.com

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts