ARCHA BELLA'S ADVENTURE

TRAVELLING PALING NYAMAN DENGAN KELUARGA KECILKU

Bicara tentang tema :orang yang paling ingin saya ajak traveling,  merupakan hal yang paling gampang untuk kujawab tanpa perlu pikir panjang lagi.
Kalau pertanyaan itu dilontarkan 10 tahun yang lalu, mungkin jawaban yang terbersit seketika adalah TRAVELLING BERSAMA PACAR atau SUAMI.
Tidak bisa dipungkiri, jaman-jaman itu, anak-anak masih pada kecil-kecil alias balita yang lumayan merepotkan.
Kemana-mana harus bawa tentengan yang ngalah-ngalahin orang mau transmigrasi.
Amunisi baik tenaga, ransum maupun perlengkapan perang  ala GAL GADOT di Film Wonder Woman buat baby harus sudah komplit disediakan didekat kita untuk meminimalisir  tangisan dan kerepotan makin menjadi-jadi.
 
Dulu ,ketika anakku yang pertama masih umur 8 bulan , sudah kuajak ke Bandung, perjalanan darat dari Semarang naik mobil.
Sejak dalam kandungan pun , dia sudah kubawa travelling  kesana kemari, naik turun tangga untuk ngawasin proyek Arsitekturku, mengukur bangunan tua nan horror dengan sarang laba-laba yang sudah menghitam dan kelelawar-kelelawar bergelantungan dan beterbangan ketika kubuka pintu-pintunya, mendata bangunan-bangunan tua sebagai bahan tesisku bersamaan dengan kehamilanku trimester kedua, sambil menyetir sendiri dengan mobil Katana yang atosnya minta ampyun.
 
Teringat dulu pernah digedor-gedor  kaca mobilku sama orang mabuk di  kawasan kota tua dengan bau alkohol menguar menyengat dari mulutnya, saat aku sedang asyik menulis data tesisku.
Tanpa babibu, langsung kuinjak pedal gas, menjauh secepatnya dari situ, tak peduli jalanan naik turun gronjalan, yang penting selamat dari orang yang sedang kurang sehat akalnya, sambil membawa “drum ” diperut yang tertohok-tohok setir mobil  Katanaku yang mendesak-desak  perut karena sempit.
Maklum saja, suamiku bekerja diluar kota dan pulang kalau ingat  sebulan sekali karena memang masih suasana paceklik , jadi harus extra irit demi bisa ngumpulin duit untuk lahiran si baby dan  biaya hidup seterusnya.
Kembali ke kisah jaman anakku umur 8 bulan dulu, betapa rempongnya demi melepas kangen dengan ayahnya, aku siapin dari rumah panci kecil untuk bikin nasi tim yang bisa dicolokkan ke listrik.
travelling bersama keluarga
Panci tim listrik portable yang kubawa dulu jaman anakku masih baby (Source: Google)
Botol-botol susu dan pembersihnya agar hygienis, piring khusus, celemek, selimut baby, baju ganti, diapers, bubur bayi instant, dan sebagainya.
Rencananya sih sampai dipenginapan di Bandung,aku mau cari lokasi yang dekat dengan pasar tradisional, jadi bisa beli daging segar 1 ons, wortel, sayuran dan cakar ayam untuk bahan nasi tim untuk anakku.
travelling bersama keluarga
Jaman masih hamil dan bentar lagi lahiran pun, tetap jalan-jalan liburan..haha.. (Dok:pri)
(SStt, special edition, ini Foto langka, baru kali ini disosmed manapun aku aplod foto lagi hamil…:P)
Dan ternyata , kerepotan itu mengasyikkan loh.
Sambil menunggu nasi tim dari panci listrik matang, suamiku mengajak jalan-jalan mengenali suasana Bandung yang kala itu masih sejuk dan belum sesemrawut sekarang.
Nasi tim dilumatkan , disuapkan ke bayiku, dan makan dengan lahap sampai habis bis.
Ahh,…serasa baru kemarin kenangan indah itu terjadi, ternyata sudah hampir 12 tahun berlalu,masih teringat ketika berjalan menyelusuri kebun Binatang disebelah kampus ITB sambil jadi guide buat sikecil, binatang-binatang apa saja yang dilihat.
Ada kejadian cukup lucu tapi juga bikin ribet.
Ketika sedang perjalanan menuju Lembang, ditengah jalan  anakku pup , untungnya di diaper.
Mungkin kekenyangan makan pagi dengan nasi tim tadi, jadi pupnya berlimpah ruah… (maap..ga usah dibayangin ya….nah..kan..malah dibayanginnn,..udah dibilangin masih ajaahh  :P)
Alhasil, harus berhenti dulu buat ngeganti celana dan semuanya yang kena pup.
Singgahlah kami ke warung surabi Bandung yang memang banyak berjajar disepanjang jalan menuju ke Lembang terutama sekitaran Dago. (Kebetulan suamiku dulu tinggal di daerah Dago Pakar/Ligar Agung).
Disana sambil menikmati surabi, sebenarnya modusnya adalah bersihin anakku dari pup…haha.
Maafkan kami ya Bu penjual surabi, yang sudah ngoleh-olehin diapers komplit.hihii… #baunya jangan tanya…ga usah dibayangin lagi eaaaa.. 😀

HONEYMOON KURANG GREGET

travelling bersama keluarga Didepan the Ruin of Chatedral, Macau
Didepan the Ruin of Chatedral, Macau (Dok: pri)
Semakin besar dan setelah adiknya lahir, ternyata travelling berdua saja itu memang kurang afdol…cyin.
Waktu ulang tahun perkawinan ke 10 tahun, suami menghadiahi aku cincin berlian yang cantik  dan tiket plus tour komplit ke Hongkong, Macau dan China.
Disana kami memang sengaja berdua saja , tanpa anak-anak , karena mereka masih sekolah dan tidak sedang liburan.
Jadi anak-anak dititipkan ke ayah ibuku, alias eyangnya.
travelling bersama keluarga Didepan the Ruin of Chatedral, Macau
Honeymoon ton Macau (Dok:pri)
Sehari , dua hari, perjalanan dan tour edisi wedding anniversary kami masih asyik.
Rasanya kaya masih pacaran aja, dunia milik kita berdua, yang lain numpang lewat…
Lama kelamaan kok rasanya hampa dan ga seru sama sekali yah…ga ada anak-anak.
Jadi ga bisa becanda-becanda bareng.
Celotehan-celotehan segar khas anak-anak  tak terdengar.
Kerepotan-kerepotan yang pernah kami alami saat mengajak anak-anak berlibur tapi mengasyikkan jadi kurang greget.
BACA CERITANYA DISINI.
travelling bersama keluarga Didepan the Ruin of Chatedral, Macau

travelling bersama keluarga ke China
Membawa anak-anak berlibur keluar negeri supaya lebih terbuka wawasannya. (Dok:Pri)
Ketika menjumpai obyek menarik yang penting diketahui anak-anak, cuma bisa ditelan sendiri tanpa bisa dibagikan secara real untuk pengetahuan mereka. (Kami suka berpetualang dan eksplorasi pakai banget).
Pertanyaan-pertanyaan ceriwis mereka ternyata memang kami rindukan, walaupun terkadang ga berhenti-berhenti sampai waktu tidur.
Memang baru kusadari, ternyata apa yang kuanggap menyebalkan,  setelah berjauhan  jadi begini toh rasanya , ga enak banget.
Sejak saat itu, kami berjanji, kalau mau berlibur, travelling , apapun juga, harus melibatkan anak-anak , karena ternyata merekalah sumber kebahagiaan travelling kita makin terasa nyata.
Pokoknya sudah harus 1 paket, berempat, walaupun harus mikirin budget extra (harus makin giat menabung ) yng penting semua terangkut.
Tidak  masalah, yang penting semua happy, hatiku tenang dan ayem, berdekatan dengan keluarga kecilku yang tidak pernah bikin hari-hariku kelabu.

I LOVE MY LITTLE FAMILY 

 
mengajak anak travelling
Menjelaskan tentang perbedaan sampah organik dan anorganik keanakku yang kedua . (Dok: pri)

mengajak anak travelling
Berlibur bersama keluarga didaerah sejuk ,menikmati udara pegunungan. (Dok :Pri)

mengajak anak travelling
Hmmm, bingung nulis caption apa yah… 😛 (Dok:pri)
 
I'm a movie maniac and travelholic. I'm passionate at Art, Travel, Fashion and Culinary. This blog is a place where I want to share all the things I love to you! Keep stay here to know my Adventure of Life. Contact me: archa_bella@yahoo.com

9 COMMENTS

  1. Hahaha seru banget ya mbak.. Ngajak jalan2 anak memang rempong tp membahagiakan.. 🙂

    Btw, sisi keibuannya mbak Archa di foto2 postingan ini begitu terpampang nyata hehe..

  2. Huum bener mbak archa cantik kok hamil juga, aura keibuaan nya twrlihat jelas, bener ya mbak hidup proses dari ngirit ngirit sampai di puncak kesuksesan terasa nikmatnya, nikah aja dah bawa rezeki dan nambah apalagi ada anak anak tambah rezekinya ya 😊

  3. Akhirnyaaa aku liat penampakan mba archa saat hamil, xixixi. Iya mbaa jalan2 tanpa anak itu hampa rasanyaaa. Kevuali jalan2 dalam rangka kerja yaa.

  4. Buwaaaa..maluuu..hihi.mirip kuda nil ..mbak.
    Iya ..hampa.
    Kapan ya..bisa jalan2 dlm rangka kerja..hiks ..
    Ga ada instansi yg bayarin..huhu…

  5. Lhaa. komenku pertama kok ilang hihi. Pokoknya meski kadang kangen pergi berduaan aja sama suami, waktu dijabanin malah jadi kangen anak-anak. Apakah itu artinya kita ibu-ibu yang kangenan? Hihi..

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts