ARCHA BELLA'S ADVENTURE

78 Tahun Indonesia Yuk Bersama Bergerak Berdaya Menjaga Hutan Dari Kebakaran (Karhutla)

Yuk Bersama Bergerak Berdaya Menjaga Hutan Dari Kebakaran

 

 

Sejujurnya, jika disuruh memilih untuk wisata alam, aku lebih memilih untuk wisata pegunungan dan hutan ,mengeksplorasi keindahan vegetasi, flora faunanya disana daripada di daerah pantai. Alasannya akutuh suka cranky kalau kepanasan (sumuk) jadi lebih memilih ke daerah yang sejuk dan teduh. (alasan yang lain sih takut gosong kalau berjemur dipantai atau panasan dilaut, hihi).
So, kalau ada waktu luang, biasanya aku dan keluargaku escape sejenak meninggalkan rutinitas urban yang melelahkan untuk menepi , menetralisir dengan menghirup aroma kesejukan didaerah pegunungan yang biasanya sepaket melalui area hutan terlebih dahulu.
Aaak,…rasanya pingin berlama-lama menghabiskan waktu disana kalau ga ingat besok suami dan  anak-anak sudah harus beraktivitas lagi dan akupun sudah ditunggu pekerjaan domestik.
Beberapa kali aku menjelajah pegunungan dan hutan baik bersama teman-teman komunitas traveler bloger maupun keluargaku. Misalnya di Watu 3 Hill daerah Getasan.Wisata Watu Telu adalah bukit yang ada watu tiga berjejeran ,tepatnya didaerah dusun Tekelan ,desa Batur, kecamatan Getasan, kabupaten Semarang yang banyak terkenal dengan jalur pendakian gunung merbabu. Buat para pencinta alam, lokasi ini sangat cocok untuk camping sambil mengabadikan dengan drone seperti yang juga kulakukan disana sambil melihat keindahan danau Rawa Pening.
Kemudian mendaki Gunung Telomoyo untuk menikmati keindahan alam dari atas gunung sambil sebelumnya mengabadikan semburat sunrise yang menyembul disela-sela Gunung Ungaran, Gunung Sindoro Sumbing, Gunung Lawu dan lainnya.
Aku memulai perjalanan menuju puncak Gunung Telomoyo sejak subuh jam 3 pagi,  menggunakan kendaraan jeep 4WD, yang diwarnai dengan jalan menanjak dan berkelok. Di beberapa tempat masih terdapat jalan yang rusak dan licin. Jadi perlu ekstra hati-hati untuk sampai di puncak Gunung Telomoyo. Tapi setelah sampai di puncak gunung Telomoyo setinggi 1894 mdpl tersebut, waoww, terbayar lunas segala rintangan pendakian dengan disuguhi pemandangan matahari terbit yang sangat menakjubkan.
Begitupun halnya aku sangat menikmati wisata alam Grojogan Sewu di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Air terjun Grojogan Sewu terletak di lereng Gunung Lawu sekitar 27 km di sebelah timur Kota Karanganyar dan  merupakan bagian dari Hutan Wisata Grojogan Sewu. Hutan Wisata Grojogan Sewu memiliki luas 20 Ha. Kawasan hutan ini banyak ditumbuhi berbagai jenis pohon hutan dan dihuni oleh sekelompok kera jinak.Jadi jangan heran ya, kalau mobil atau kendaraan kita ditempat parkir dikerubuti oleh “saudara tua” kita  versi Charles Darwin ini, yang memang ga ada minder-mindernya ketemu sesamanya, hihi.
Beberapa fasilitas dari hutan wisata ini adalah Taman Binatang Hutan, kolam renang, tempat istirahat, kios makanan, kios buah-buahan dan cenderamata, mushola dan MCK.
Denah Taman Wisata Grojogan Sewu dan keterangan informasi umum kawasan dengan flora-fauna didalamnya
Denah Taman Wisata Grojogan Sewu dan keterangan informasi umum kawasan dengan flora-fauna didalamnya. (Sumber foto:Archa Bella)

 

Penjelajahan “back to nature” ku berlanjut pula ke Air Terjun Umbul Songo, tepatnya di Dukuh Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Air Terjun Umbul Songo masuk didalam bagian dari Hutan Lindung yang pengelolaannya dibawah Perum Perhutani dan Taman Wisata Alam, yang kemudian akhirnya statusnya menjadi Taman Nasional. Air Terjun Umbul Songo ini berada di atas ketinggian sekitar 1.450 meter di atas permukaan air laut. Tak heran, pada ketinggian ini, Umbul Songo menyajikan keindahan pemandangan yang tiada duanya.
Kalau kamu mau kesana, ancer-ancernya menuju lokasi ini memiliki jarak sekitar 54 kilometer dari pusat Kota Semarang dan berjarak sekitar 23 kilometer dari Kota Magelang .
Aku hobi naik gunung dan menjelajah hutan

 

Kesejukan dan ketentraman saat menikmati suasana alami di Air Terjun Grojogan Sewu dan Umbul 9.
Menjelajah hutan wisata taman nasional Umbul Songo yang sangat menakjubkan
Menjelajah hutan wisata taman nasional Umbul Songo dan menikmati Merbabu View yang sangat menakjubkan

 

Anak-anak super excited menjelajahi hutan taman Nasional Merbabu ini, karena hutannya masih sangat asri dan terpelihara dengan baik, serta ada jalur jalan setapak yang dihubungkan oleh beberapa jembatan bernama Jembatan Cinta. Terdapat beberapa air terjun dan kolam renang pula komplit dengan perosotannya yang bisa digunakan . Serasa berada dikahyangan loh, berenang dikelilingi pepohonan yang menjulang, asal tahan dingin aja yaak. Naik sedikit dari lokasi ini, kalian akan menjumpai kafe cantik bernama Merbabu View. Menikmati alam pegunungan sambil menyantap jagung bakar, ramen ataupun menyeruput secangkir cappucino diselimuti kabut pegunungan yang mulai turun menyelinap itu, aduhhh, ….keren banget!
Hutanku lestari kualitas hidupku meninggi
Alamku lestari kualitas hidupku meninggi hatiku semakin happy
Dari sedikit pengalamanku mengeksplorasi alam hutan Indonesia,tentu saja masih banyak lagi tempat-tempat yang ingin kudatangi, karena kalian tau ga sih kalau sekitar 70%  wilayah Indonesia kita tercinta ini daratannya berupa kawasan hutan Negara. Kebayang dong bagaimana berharganya sumber daya alam di Indonesia yang kaya raya ini. Yuk kita kulik lebih dalam,fakta-fakta yang membanggakan mengenai hutan Indonesia.

FAKTA-FAKTA YANG MEMBANGGAKAN MENGENAI HUTAN INDONESIA

 

Hasil pemantauan hutan Indonesia Tahun 2020 menunjukkan bahwa luas lahan berhutan seluruh daratan Indonesia adalah 95,6 juta Ha atau 50,9 % dari total daratan, dimana 92,5 % dari total luas berhutan atau 88,4 juta Ha berada di dalam kawasan hutan.
Dikutip dari sumber Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, total luas kawasan hutan di Indonesia mencapai 125,76 juta Ha pada 2022. Angka tersebut setara dengan 62,97% dari luas daratan Indonesia yang sebesar 191,36 juta ha. Dengan demikian telah terjadi peningkatan hampir 1,5 x lipat dalam kurun waktu 2 tahun.

Kawasan
Hutan Indonesia seluas 125.795.306 Hektar dengan panjang batas 373.828,44 km yang terdiri dari 284.032,3 km batas luar dan 89.796,1 KM batas fungsi kawasan
hutan.

(Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) ~ Siti Nurbaya)

 

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak hutan. Keberadaan hutan sangatlah penting untuk kehidupan manusia, karena dapat menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Di Indonesia, terdapat beragam jenis hutan, yaitu hutan bakau, hutan mangrove, hutan hujan tropis dan lainnya. Jenis-jenis hutan ini tersebar di sejumlah provinsi dari Sabang hingga Merauke.Salah satu jenis hutan yang dimiliki adalah hutan hujan tropis.Umumnya, hutan ini biasanya berada di daerah yang terletak di dataran rendah hingga mencapai ketinggian 1200 meter dari bawah permukaan laut.
Selain itu, letak geografis hutan di daerah tropis ini terletak antara 23 derajat 27 Lintang Utara dan 23 derajat 27 Lintang Selatan  di mana wilayah yang diliputinya yakni Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Keistimewaan hutan hujan tropis ada pada fungsinya sebagai tempat proses penyaringan iklim dan proses hidrologis yang mencerminkan iklim mikro.
Dikutip dari akun resmi instagram Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (Ditjen PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), @ditjenpktl.klhk, dijelaskan bahwa hutan hujan tropis adalah ekosistem hutan yang ditandai oleh curah hujan yang tinggi, ciri khasnya berkanopi lebat, dan keragaman hayati.
Dan kita patut bangga bahwa  Indonesia ternyata memiliki luas hutan hujan tropis urutan ketiga dunia  setelah Brazil, Kongo,diikuti Peru, dan Kolombia. Mancyap!!!

 

Menurut Whitmore, istilah hutan hujan tropis telah digunakan sejak tahun 1898 dalam buku Plant Geography yang diperkenalkan oleh A. F. W. Schimper. Pada buku tersebut, dikatakan definisi hutan hujan tropis adalah sebagai hutan daun lebar yang selalu hijau dan memiliki kerapatan yang tinggi. Struktur tajuk hutan tersusun berlapis-lapis yang dibagi menjadi strata A, B, C, D, dan E.

 

 

3 FAKTA UTAMA TERKAIT HUTAN HUJAN TROPIS INDONESIA, ANTARA LAIN:

1. Memiliki keanekaragaman hayati yang sangat beraneka macam
Hutan hujan tropis memiliki 50% vegetasi dan satwa yang ada di dunia, padahal itu hanya 6 % luas daratan dunia. Hutan hujan tropis Indonesia saja menjadi tempat ekosistem bagi 10% spesies tumbuhan, 12 % spesies mamalia, dan 17 % dari jenis burung yang dikenal.
Ditjen PKTL, memberikan gambaran bahwa di Kalimantan saja terdapat 15 ribu spesies tanaman termasuk tanaman jenis anggrek dengan 2.500 spesies.

2. Menstabilkan iklim dan cuaca dunia
Ekosistem hutan hujan tropis Indonesia faktanya berkontribusi dalam menyerap sebanyak 25% karbon dunia ditambah dengan kawasan hutan lainnya yang berjumlah 20%. Hutan hujan tropis menyerap CO2 dari udara dan gas rumah kaca lalu menyimpannya sebagai cadangan karbon.

3. Tempat tumbuhnya berbagai macam vegetasi tanaman bak Apotek Hidup Raksasa
Penyakit manusia yang dikenal dalam ilmu kedokteran dapat diobati dengan obat resep yang berasal dari alam. Dan hampir 90% vegetasi yang tumbuh di Hutan hujan tropis berkontribusi bagi kesembuhan penyakit yang diderita manusia. Betapa apotek alam sudah disediakan begitu lengkap dihutan Indonesia.


(Sumber gambar infografis: The Nature Conservacy Indonesia)

 

 

Manfaat Hutan Hujan Tropis

Kelestarian hutan Indonesia tentunya memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup, termasuk pula manfaat hutan hujan tropis untuk berbagai aspek kehidupan. Manfaat hutan dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial dan ekologi.

1. Manfaat Ekonomi

 

Hasil hutan dibedakan menjadi dua, yaitu hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Keduanya memberikan manfaat bagi sektor perekonomian masyarakat dan negara.
Hasil hutan berupa kayu dimanfaatkan oleh industri perkayuan untuk dioleh menjadi beberapa produk, seperti komposit, mebel, serta penjualan kayu secara gelondongan atau log.
Masing-masing kayu memiliki nilai dan harga tersendiri, oleh sebab itu mengenal kayu beserta jenis dan sifatnya sangatlah penting. Sedangkan hasil hutan non kayu yang meliputi satwa, minyak atsiri, getah, damar, resin, tumbuhan obat, madu dan lainnya dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan permintaan pasar.

2. Manfaat Sosial

Hutan juga memberikan manfaat sosial, yakni timbal balik antara manusia dan alam. Alam yang memberikan berbagai kebutuhan manusia sudah semestinya mendapat perhatian dan kepedulian dari manusia. Umumnya, masyarakat sekitar hutan masih memegang hukum adat setempat dan menghargai hutan.
Hutan hujan tropis juga merupakan salah satu sumber mata pencaharian, tidak hanya bagi mereka para suku pedalaman yang menggantungkan hidupnya dari hutan hujan tropis, namun juga masyarakat modern yang tinggal di sekitar daerah hutan hujan tropis. . Mereka masuk ke dalam hutan hujan tropis untuk mencari kayu, dan juga makanan. Selain untuk dikonsumsi sendiri, hasil yang mereka peroleh dari hutan hujan tropis dapat mereka jual, sehingga menghasilkan uang untuk membeli keperluan – keperluan mereka yang lainnya, yang tidak bisa diperoleh di hutan hujan tropis.

3. Manfaat Ekologi

Dari sisi ekologi, hutan memberikan manfaat klimatis, edafis serta hidrologis yang dijabarkan sebagai berikut:

Manfaat klimatis didapatkan dari jasa lingkungan hutan, yaitu sebagai penghasil oksigen dan berperan dalam menyeimbangkan iklim.
Hutan hujan tropis merupakan penyuplai manfaat oksigen terbesar di bumi kita ini. Hampir 80% suplai oksigen di seluruh dunia berasal dari kawasan hutan hujan tropis. Hal ini disebabkan karena hutan hujan tropis memiliki banyak sekali pohon-pohon yang melakukan proses fotosintesis, sehingga mereka melepaskan oksigen ke udara dalam jumlah yang sangat banyak. Tentu saja hal ini akan sangat berguna bagi kehidupan manusia, karena kita sebagai manusia, dan juga hewan sangat membutuhkan oksigen untuk kehidupan.
Pepohonan di hutan mampu mengurangi emisi karbon di atmosfer sebagai dampak dari pemanasan global yang terus meningkat.

Manfaat edafis dari hutan adalah kesuburan tanah dan ketersediaan zat hara yang mendukung kehidupan tumbuhan. Siklus atau rantai makanan di hutan berawal dari ketersediaan makanan oleh tumbuhan kemudian dilanjutkan ke tingkat konsumen berikutnya dan berakhir pada komponen dekomposer.
Sebagai salah satu penyeimbang ekosistem, hutan hujan tropis merupakan tempat tinggal sekaligus tempat berlindung bagi satwa-satwa yang hidup di sekitar hutan hujan tropis. Para satwa ini hidup dan bertahan di daerah hutan hujan tropis, karena hutan hujan tropis menyediakan segalanya, mulai dari tempat bernaung, hingga makanan dan minuman untuk para hewan dalam bertahan hidup.

Manfaat hidrologis yaitu hutan juga menyediakan cadangan air tanah yang disimpan oleh akar pepohonan. Ketersediaan air merupakan faktor vital dalam keberlangsungan hidup flora dan fauna di hutan, termasuk manusia.
Daerah hutan hujan tropis memiliki curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan daerah hutan biasa yang tidak terletak pada daerah yang beriklim tropis. Hal ini akan menyebabkan daerah hutan hujan tropis tidak akan mengalami kekeringan dan kekurangan air, karena  memiliki curah hujan yang relatif tinggi.

 

ANCAMAN HUTAN HUJAN TROPIS INDONESIA SEBAGAI HARAPAN DUNIA 

 Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa hutan hujan tropis di Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun jika mengambil salah satu kasus yang terjadi di pulau Sumatera, ternyata Hutan Hujan Tropis Sumatera yang disanjung UNESCO sebagai kawasan yang memiliki “outstanding universal value” dan “exceptional biodiversity” ini terancam keberadaannya dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2011 hingga saat ini, Hutan Hujan Tropis Sumatera masuk dalam daftar merah warisan dunia dalam bahaya (world-heritage in danger list).

Fungsi hutan yang memberi peran lebih besar sebagai daya dukung lingkungan dimanfaatkan berlebihan sehingga menyebabkan kerusakan hutan.Kebakaran hutan dan lahan, perambahan untuk kebun dan tambang, pembalakan liar, perburuan satwa dilindungi, pembangunan infrastruktur seperti jalan dan bendungan, merupakan beberapa ancaman yang dapat merusak integritas kawasan tersebut.

Terdapat berbagai macam faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan deforestasi dan degradasi hutan, antara lain:

 

1. Akibat Alam

 

  • Letusan Gunung Berapi.
  • Naiknya air permukaan laut dan tsunami
  • Serangan hama dan penyakit.

 

2. Akibat Ulah Manusia

 

  • Kebakaran hutan.
  • Illegal logging (Penebangan liar).
  • Perladangan berpindah
  • Perkebunan monokultur.
  • Perkebunan kelapa sawit.
  • Konversi lahan gambut menjadi sawah.
  • Pertambangan.
  • Transmigrasi.
  • Penggembalaan Ternak dalam hutan
  • Pemukiman penduduk.
  • Pembangunan perkantoran.
  • Pembangunan infrastruktur perhubungan seperti jalan, lapangan udara, pelabuhan kapal, dan lain-lain.

 

 
3.Kebijakan pengelolaan hutan yang kurang tepat.
Kerusakan hutan juga dapat terjadi karena kebijakan yang dibuat lebih memperhatikan segi ekonomis dibandingkan dengan segi ekologis.Kebijakan pengelolaan hutan yang kurang tepat dari pemerintah sebagai suatu “pengrusakan hutan yang terstruktur” karena kerusakan tersebut didukung oleh regulasi dan ketentuan yang berlaku. Salah satu bentuk kebijakan yang kurang tepat adalah target pemerintah yang mengandalkan sumberdaya hutan sebagai sumber pendapatan baik ditingkat nasional maupun daerah.

 

4.Deforestasi yang direncanakan
Deforestasi yang direncanakan adalah konversi yang terjadi di kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) yang dilepaskan menjadi kawasan budidaya non kehutanan (KBNK atau APL). Konversi yang direncanakan dapat juga terjadi di kawasan hutan produksi untuk pertambangan terbuka. Sedangkan deforestasi yang tidak direncanakan terjadi akibat konversi hutan yang terjadi di semua kawasan hutan akibat berbagai kegiatan yang tidak terencana, terutama kegiatan illegal.
Berdasarkan analisis data satelit, selama periode tahun 2000-2005, hutan yang dikonversi baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan mencapai 1.089.560 Ha per tahun (Badan Planologi Kehutanan, 2008).
Sampai tahun 2007, total luas deforestasi yang direncanakan mencapai 4.609.551 Ha.
Deforestasi yang direncanakan ini mulai marak terjadi setelah tahun 1990, sehingga laju deforestasi yang direncanakan rata-rata mencapai 230.477 ha per tahun (21% dari total deforestasi). Dengan demikian laju deforestasi yang tidak direncanakan sekitar 859.083 Ha per tahun.

 

Deforestasi adalah kegiatan menebang hutan atau tegakan pohon sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nonhutan, seperti pertanian dan perkebunan, peternakan, atau permukiman. (Wikipedia)

5.Lemahnya Penegakan hukum
Lemahnya penegakan hukum dibidang kehutanan dapat diamati dari hanya sedikit pelanggaran hukum di bidang kehutanan yang berhasil dituntut dan para pengusaha sebagai pelaku utama justru dapat menghindari hukuman.Dan beberapa faktor lain yang berkaitan dengan masalah ekonomi,administrasi, politis dan ekologis.
Namun yang kasat mata dan seringkali terjadi adalah adanya kebakaran hutan yang masif dan berdampak besar bagi masyarakat sekitar bahkan negara tetangga Indonesia.

FAKTA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA

Kebakaran hutan dapat didefinisikan sebagai pembakaran atau kebakaran tanaman yang tidak terkendali  seperti hutan, padang rumput, semak belukar, atau tundra, yang mengonsumsi bahan bakar alami dan menyebar berdasarkan kondisi lingkungan (misalnya, angin, topografi). Apalagi jika dipicu oleh “bahan bakar” yang sangat potensial menyebabkan api semakin besar dan menjalar yaitu  oksigen dan sumber panas membantu penyebaran kebakaran hutan. Bahan bakar tersebut adalah bahan yang mudah terbakar di sekitar api, termasuk pohon, rumput, semak, dan bahkan rumah.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, rekapitulasi total luas kebakaran hutan di Indonesia per tanggal 30 September tahun 2020 mencapai 274.375 ha. Jika penyebab kebakaran hutan terus dibiarkan, maka hutan Indonesia akan semakin habis tak bersisa.
Seperti yang baru saja terjadi Agustus 2023 ini di wilayah Ketapang, Kalimantan Barat.

 

Hutan di wilayah Kubu Raya dan Ketapang, Kalimantan Barat terbakar. Luasnya lahan yang terbakar membuat tim pemadam kesulitan menjinakkan api yang disebabkan pula oleh minimnya sumber air . Kebakaran yang meluas mengakibatkan kondisi udara di Kota Pontianak dan Kubu Raya, berkabut. Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat meminta lahan yang terbakar di Kabupaten Kubu Raya, tidak boleh digunakan selama lima tahun. Ia mengancam akan mencabut izin konsensi perusahaan itu. Hingga hari ini sudah lebih dari puluhan hektar lahan yang terbakar, baik Kubu Raya maupun Ketapang. Selain berupaya memadamkan titik api, kepolisian juga melakukan penangkapan bagi pelaku pembakaran lahan. Cek Videonya berikut ini dari KompasTV:

 

 

 

 

Penyebab kebakaran hutan dibagi menjadi dua, yakni faktor alam dan ulah manusia. Apalagi ketika musim kemarau panjang tiba dan gunung berapi erupsi , resiko kebakaran semakin besar. Yang paling memprihatinkan tentu saja karena ulah manusia bisa menjadi penyebab kebakaran hutan karena dipicu keteledoran dan faktor ekonomi.
Kebakaran hutan di Indonesia seolah sudah menjadi hal lumrah. Padahal jika dilihat dari dampaknya,  masyarakat setempat yang menanggung ruginya. Maka dari itu, penting mengetahui penyebab kebakaran hutan agar antisipasi bisa dilakukan lebih dini.
Api membakar hutan di lereng Gunung Agung (Sumber:Aktual.com)
Seperti peristiwa yang pernah terjadi di Bali beberapa tahun lalu, tepatnya bulan November tahun 2014.Api membakar hutan di lereng Gunung Agung setelah terjadinya lontaran batu pijar dari kawah dan  terlihat dari Karangasem, Bali. Lontaran lava pijar pun teramati keluar kawah dengan jarak mencapai 2 ribu meter.

 

Kebakaran hutan yang terjadi secara alami merupakan bagian dari ekosistem alam. Cuaca yang makin panas dan lebih kering yang disebabkan oleh perubahan iklim dan pengelolaan lahan yang buruk menciptakan kondisi yang memudahkan terjadinya kebakaran hutan lebih sering dan berintensitas tinggi.

Penyebab terjadinya kebakaran hutan secara alami sebagai contohnya adalah adanya kilat yang menyambar pohon atau bangunan, letusan gunung api yang menebarkan bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting tumbuhan kering yang mengandung minyak karena goyangan angin yang menimbulkan panas atau percikan api.(dikutip dari tulisan Notohadinegoro berjudul Pembakaran dan Kebakaran Lahan, Jurnal Ilmu Tanah UGM 2006)

Sementara itu, penyebab terjadinya kebakaran hutan karena ulah manusia di antaranya dikarenakan oleh beberapa kegiatan seperti :
kegiatan ladang, perkebunan (PIR), Hutan Tanaman Industri (HTI), penyiapan lahan untuk ternak sapi, ekstraksi hasil hutan bukan kayu, pengembangan industri, pemukiman kembali, perburuan, kelalaian, dan sebagainya.
Penyebab lainnya yang berasal dari manusia adalah nyala api, rokok, percikan listrik, atau sumber api lainnya bersentuhan dengan bahan yang mudah terbakar.

LUAS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA

Menukil dari laman databoks.katadata.co.id, luas areal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia sepanjang 2021 meningkat apabila dibandingkan pada 2020. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hutan dan lahan yang terbakar di Indonesia mencapai 354.582 hektare atau mengalami peningkatan 19,4% dibandingkan pada 2020 yakni 296,942 ha.
 Secara kumulatif sejak 2016 hingga 2021, 3,43 juta ha hutan dan lahan telah terbakar di Indonesia. Karhutla tahunan terburuk terjadi pada tahun 2019 yang membakar 1,6 juta ha hutan dan lahan.
(sumber: https://lindungihutan.com/blog/10-penyebab-kebakaran-hutan-di-indonesia/)
 
Apa Saja Faktor Pemicu Kebakaran Hutan?
 
Pemicu kebakaran hutan

 

Jika diperinci lagi, ada beberapa faktor lain yang menjadi pemicu terjadinya kebakaran hutan. Kalian patut menyimak baik-baik supaya bisa paham dan tanggap sebelum kebakaran hutan terjadi atau semakin membesar. Antara lain:
1.Petir
Mengutip dari theguardian.com, untuk setiap 10.000 sambaran petir di Amerika Utara, antara dua dan lima sambaran petir tersebut akan memicu kebakaran hutan. Sedangkan di Indonesia, kasus kebakaran akibat sambaran petir pernah terjadi di Gunungputri Kabupaten Bogor.
Petir yang menyambar pohon atau semak kering bisa menimbulkan api yang kemudian membuat seluruh hutan ikut terbakar.Apalagi ditambah dengan cuaca yang kurang bersahabat dapat menjadi faktor utama saat suhu udara tinggi, curah hujan lebih rendah, dan tingkat kelembapan yang juga rendah. Semua hal tersebut menjadi pemicu kemungkinan kebakaran yang disebabkan oleh petir.
2.Letusan Gunung Berapi
Meskipun berjalan dengan lamban, lava dapat membakar pohon maupun semak belukar yang dilewatinya. Apalagi, beberapa gunung berapi aktif dikelilingi oleh hutan yang luas. Alhasil, menambah kemungkinan timbulnya kebakaran. Panas lava yang ekstrem dapat menyebabkan vegetasi terbakar dan menyebar hingga mengakibatkan kebakaran hutan.
3.Musim Kemarau yang Berkepanjangan
Musim kemarau panjang otomatis hujan akan jarang datang.Padahal, tinggi rendahnya intensitas hujan berpengaruh pada jumlah kebakaran yang teridentifikasi dengan adanya hotspot (titik panas). Makin rendah intensitas curah hujan maka akan semakin meningkat pula jumlah hotspot yang ada.Selain itu, faktor-faktor cuaca seperti suhu, kelembapan, stabilitas udara, serta kecepatan dan arah angin secara langsung juga memengaruhi terjadinya kebakaran hutan.
4.Jenis Tanah dan Kondisi Tutupan Lahan
Seringkali kasus kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan dipengaruhi oleh jenis tanah dan tutupan lahan. Ini menyangkut biomassa yang terkandung didalamnya sebagai komponen utama pemicu kebakaran. Dalam kondisi musim kemarau yang ekstrem, ketersediaan biomassa yang tinggi akan memperbesar potensi terjadinya kebakaran lahan.Lahan gambut adalah salah satu ekosistem yang mempunyai tingkat kerawanan kebakaran cukup tinggi. Hal ini disebabkan lahan gambut mengandung material atau bahan organik sangat banyak yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah, bersifat tidak mampat, dan hanya sedikit mengalami perombakan. Berikut adalah video kebakaran hutan yang juga  baru saja terjadi di Palangkaraya yang disebabkan oleh lahan gambut.
5. Pembukaan Lahan Dengan Dibakar
Masyarakat seringkali mengambil jalan pintas untuk membuka lahan dengan cara slash and burn (tebas dan bakar). Alasan utamanya adalah keterbatasan tenaga kerja, keterbatasan mobilitas menuju lahan, serta keterbatasan modal.Sehingga pembakaran lahan dianggap sebagai cara termudah dan termurah.
Pembukaan lahan dengan cara membakar ini berisiko meluas sehingga menyebabkan kebakaran hutan. Dibutuhkan peran serta pemerintah untuk menyediakan alat-alat yang memadai untuk membuka lahan dengan metode zero burning agar kebakaran hutan bisa dihindari.
6.Api Unggun
Pernah terjadi di lereng Gunung Sindoro yang kebakaran karena ulah para pendaki yang menyalakan api unggun. Padahal jika tidak dipadamkan betul, bara apinya masih bisa menjalar kemana-mana. Ini yang perlu diwaspadai saat menyalakan dan memadamkan api unggun agar tidak berpotensi menyebabkan kebakaran hebat.
Angin memperparah kebakaran hutan
7.Angin
Angin bisa menyebabkan kebakaran hutan melalui beberapa cara. Angin membantu pengeringan bahan bakar yaitu sebagai pembawa air yang sudah diuapkan dari bahan bakar. Lebih lanjut, tiupan angin juga memperbesar kemungkinan membesarnya nyala api dari sumber seperti korek api, obor, dan kilat.
8.Perburuan Satwa Liar
Aktivitas ceroboh yang dilakukan para pemburu seperti menembakkan dengan senapan api, menyalakan api unggun juga menjadi pemicu terjadinya kebakaran hutan.
 
9.Pembakaran Padang Penggembalaan
Mengutip dari Jurnal berjudul “Hubungan Pembakaran dengan Padang Penggembalaan dan Aktivitas Pertanian di Nusa Tenggara Timur” Menurut Hernaux dan Diara (1984) produksi bahan kering dari rumput Andropohon gayanus dari lahan yang dibakar secara nyata lebih tinggi dari yang tidak dibakar.
Dengan dibakarnya rumput-rumput untuk merangsang pertumbuhan rumput muda sebagai pakan ternak yang sering dilakukan para penggembala, menyebabkan potensi kebakaran terutama pada musim kemarau marak terjadi.
 
10.Akumulasi Serasah Daun Kering
Serasah daun kering adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman berupa daun-daun kering. Biasanya serasah daun ini berjatuhan dan berkumpul di bawah-bawah pohon. Walaupun bisa menjadi penambah unsur hara tanah. Namun, serasah daun kering juga bisa memperparah atau membuat kebakaran bertambah besar. Walaupun bukan sebagai sumber api penyebab kebakaran. tapi akumulasi serasah daun kering merupakan bahan bakar yang dapat mempengaruhi perilaku api cepat meluas.

 

Lebih baik mencegah terlebih dahulu sebelum musibah lebih besar terjadi. Untuk itu  kita perlu bekerja sama mengupayakan pencegahan kebakaran hutan dengan dibantu oleh pemerintah.
Penyebab kebakaran hutan dan dampaknya

 

UPAYA PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN KARHUTLA

Untuk mengoptimalkan dalam mengendalikan dan mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan upaya-upaya seperti patroli terpadu dan pembangunan alat deteksi.Seperti contohnya:
1. Langkah Patroli terpadu dengan menyediakan helikopter (38 armada) diwilayah titik-titik hotspot.
  • 19 unit di Provinsi Riau
  • 4 unit di Provinsi Sumatera Selatan
  • 6 unit di Provinsi Kalimantan Barat
  • 5 unit di Provinsi Kalimantan Tengah
  • 2 unit di Provinsi Kalimantan Selatan
  • 1 unit di Provinsi Jambi
Water booming untuk memadamkan api. (Pinterest)
2.Water Booming dengan menjatuhkan air puluhan ribu kali lewat udara.
3.Modifikasi Cuaca dengan hujan buatan pada daerah-daerah rawan kebakaran dengan menaburkan garam.
4.Pemadaman kebakaran hutan melalui jalur darat.
Pemadam kebakaran lewat jalur darat dan udara
5.Pembentukan dan Pembinaan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Satuan Petugas Kebakaran.
6.Pembangunan alat deteksi kebakaran.
7.Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar kawasan hutan termasuk pembagian tugas jaga dan patroli di daerah rawan kebakaran.
8. Perumusan metode pemadaman kebakaran hutan.
 9. Kita juga bisa membantu dengan cara menghindari membakar sampah di lahan atau hutan terutama saat angin kencang.
10. Setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan api benar-benar sudah padam sebelum meninggalkan lokasi pembakaran.

 

SOLUSI DETEKSI DINI MENGATASI KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

 

Hampir setiap tahun, fenomena kebakaran hutan terjadi di Indonesia. Apalagi mengingat data statistik yang tercatat bahwa Indonesia rawan kebakaran hutan sehingga musibah seperti ini harus dicari solusinya karena  menyebabkan kerugian bagi banyak pihak, mengganggu perputaran ekonomi. Dampak yang paling buruk dari kebakaran hutan yakni menimbulkan masalah kesehatan, seperti sesak nafas dan ISPA.

Untuk itu solusi mengatasi kebakaran hutan dan lahan perlu diterapkan sedini mungkin melalui:

1.Memantau Titik Api

Titik api di Indonesia sangat banyak, terutama di Provinsi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Oleh sebab itu, harus ada pengawasan ketat di titik rawan kebakaran.

2.Melakukan patroli dan pengawasan lebih ketat

Melakukan patroli di kawasan hutan dilakukan oleh instansi terkait seperti Polisi Hutan. Rutin melakukan patroli dan pengawasan bisa mengurangi kebakaran hutan (ground check). Terutama 

3.Mendeteksi kebakaran hutan dan lahan sedini mungkin

Mencegah kebakaran bisa dengan mendeteksi dari mulai kecil, sehingga sebelum membesar, api bisa langsung dipadamkan. Langkahnya sebagai berikut:

  • Mendirikan menara pengawas dengan jarak pandang jauh yang dilengkapi sarana deteksi seperti teropong dan juga sarana alat komunikasi.
  • Membuat pos jaga di sekitar area tanaman dan juga dikawasan perbatasan dengan penduduk ataupun di dekat lahan usaha.
  • Memanfaatkan dengan baik data satelit terkait cuaca dan juga titik api dikawasan hutan.

TINDAKAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENJAGA HUTAN DAN LAHAN SERTA MELESTARIKAN ALAM

Dengan adanya hutan, dapat mencegah hal-hal atau bencana yang tidak diinginkan oleh makhluk hidup, seperti longsor dan penyebab banjir. Dengan adanya hutan pula, dapat di gunakan sebagai tempat tinggal bagi makhluk hidup dan sumber daya alam yang sangat berguna. Selain itu hutan juga merupakan “paru-paru bumi” yang dapat menyerap karbondioksida dan menyediakan oksigen bagi kehidupan penduduk bumi.
Untuk itulah mari kita bersama-sama untuk melestarikan dan menjaga hutan dan lahan dimanapun kita berada maupun singgah, karena dengan inilah maka kualitas hidup kita beserta  anak cucu kita nantinya akan tetap terjaga dengan baik dan terpelihara. Kita bisa melakukan tindakan kecil namun dampaknya sangat besar bagi dunia, antara lain:
1.Melakukan Reboisasi
Yakni penanaman kembali hutan-hutan yang sudah rusak demi mencegah hutan gundul.
2.Menerapkan Sistem tebang pilih dan tebang tanam.
Sistem tebang pilih ini, akan dapat mengurangi dampak penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar-besaran. Selain itu sistem ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarangan dalam melakukan penebangan hutan.
Sistem tebang tanam :Sistem penebangan hutan yang kemudian segera diganti dengan menanami hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya sehingga terhindar dari pemanasan global.
3.Melakukan Penebangan Konservatif
Yakni penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi di hutan tersebut dan digantikan oleh  pohon muda  dalam proses penghijauan demi melestarikan hutan.
4.Sanksi bagi penebang liar yang sembarang menebang pohon
Pemerintah juga harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan dengan  memberikan sanksi yang berat bagi para pelaku ilegal logging agar jera.

5.Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan

Belakangan ini, negara Indonesia maupun negara tetangga lainnya sangat merasakan dampak dari terjadinya kebakaran hutan yang di alami oleh Indonesia . Dampak tersebut berupa bencana kabut asap yang terjadi dimana-mana. Maka dari itu, pemerintah sangat perlu mengindentifikasi apa saja yang menyebabkan kebakaran tersebut terjadi sebelum kerugiannya semakin besar.

 

78 Tahun Indonesia Yuk Bersama Bergerak Berdaya Menjaga Hutan Dari Kebakaran (Karhutla)

Setelah mengetahui fenomena karhutla di sekitar kita ,sudah seharusnya kita tidak tinggal diam jika menemui ancaman yang berpotensi menimbulkan kerusakan hutan.
Aku sebagai penikmat alam dan  kalian semua, tentu saja tidak cukup hanya mengetahui seperti apa hutan itu, menjelajahi dan menikmati saja tanpa melakukan kontribusi berarti demi kelestariannya.

 

Apalagi menjelang 78 tahun Indonesia merdeka yang tinggal bebererapa hari lagi ini, isu meningkatnya polusi udara terutama di ibukota, Jakarta melebihi ambang batas yang seharusnya.Berdasarkan data pengukuran konsentrasi PM2.5 di berbagai wilayah di RI oleh Nafas, terbukti Jakarta Timur  termasuk dalam 10 kota dengan polusi udara paling parah pada periode 14-15 Agustus 2023. Sangat mengkhawatirkan.
 
Polusi udara Jakarta Timur terukur paling parah pada pukul 7 pagi. Sebanyak 8 jam dari 12 jam periode pengukuran, polusi udara Jakarta Timur membuat kualitas udara di wilayah tersebut berada dalam kategori tidak sehat.Setelah Jakarta Timur, wilayah Jakarta dengan tingkat polusi udara terburuk lainnya secara berturut-turut adalah Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, lalu Jakarta Pusat.Penyebab utama polusi udara adalah dari asap pabrik, industri dan kendaraan. Berdasarkan data terakhir yang tercatat dan disebutkan oleh Presiden Jokowi  ada 24,5 juta kendaraan bermotor dan 19,2 juta lebih  sepeda motor yang beredar diJakarta.
 
Dua perempuan mengenakan masker karena polusi udara di Jakarta, pada 10 Agustus 2023.(Sumber:bbc.com/indonesia)
 
Sebagai negara yang memiliki hutan seluas 2x lipat Prancis, seharusnya menjadikan tata kelola kawasan hutan yang terbagi 3 bagian yaitu sebesar 18%-nya dijadikan taman nasional, 25% untuk hutan lindung, dan sisanya 57% menjadi hutan produksi ini lebih ditingkatkan lagi. Berdasarkan National Determined Contribution/ NDCIndonesia, kontribusi penurunan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lainnya (forestry and other land uses/FOLU) sebesar 59,76 persen atau 714 juta ton setara Co2.Salah satu aksi mitigasi sektor FOLU adalah pengelolaan hutan lestari yang dilakukan melalui penerapan multiusaha kehutanan, penerapan pemanenan berdampak rendah (reduced impact logging/RIL), dan penerapan teknik silvikultur insentif (SILIN).Upaya ini terus dijalankan bersama dengan upaya lain dalam melindungi 1 juta hektar lahan dari pengrusakan dan degradasi hutan sampai tahun 2024.
 
“Yuk
#BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!” bersama pemerintah agar banyak yang tergugah dan sadar betapa pentingnya pelestarian hutan , apalagi negara kita tercinta Indonesia menjelang Hari Ulang Tahun yang ke-78 telah banyak memberikan rakyatnya fasilitas alam yang kaya raya dan dikagumi dimata dunia. 
Pengelolaan hutan yang lebih baik adalah solusi iklim alami yang paling menjanjikan di bumi kita. Hutan membersihkan udara dan air, memberikan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat, mendukung keanekaragaman hayati, menyediakan produk hutan yang diandalkan orang setiap hari dan berfungsi sebagai teknologi penyimpanan karbon tertua dan paling terbukti di dunia.Banyak wisatawan mancanegara datang kesini untuk menikmati keindahan alam Indonesia kita tercinta.
Sudah sepatutnyalah kita peduli dengan menjaga sesuai kapasitas dan kemampuan kita #UntukmuBumiku . Bisa dalam bidang penyuluhan , memberi seminar berkaitan dengann konservasi dan pelestarian hutan, himbauan lewat tulisan maupun lisan  dan sebagainya.
Jayalah Indonesiaku, Lestari Alamku, Indah Negeriku. MERDEKA!

 

 

 

 

I'm a movie maniac and travelholic. I'm passionate at Art, Travel, Fashion and Culinary. This blog is a place where I want to share all the things I love to you! Keep stay here to know my Adventure of Life. Contact me: archa_bella@yahoo.com

19 COMMENTS

  1. Sedih ya hutan kita sudah hampir punah karena ulah manusia. Kebakaran dan kerusakan di mana-mana, seolah itu hal biasa dan lumrah. Apalagi hutan di Kalimantan akan hilang berapa persen karena akan dijadikan ibukota baru.

    Seharusnya dari pemerintah sebagai pemilik kebijakan dan penanggung jawab apa saja yang ada (termasuk hutan) di bumi Indonesia ini. Seharusnya lebih giat menjaga hutan Indonesia. Kalau rakyat, seperti kita-kita ini hanya bisa sebatas memulai dari sendiri.

  2. Kadang ngelus dada liat hutan sekarang tiap tahun kebakaran, political will nya dari pemerintah kayake belum cukup buat menangani kerusakan hutan yang semakin liar

  3. Karhutla ini merupakan masalah klasik Indonesia dari masa ke masa. Kenapa sih ya, bolak-balik ada karhutla? Eh, malahan tempo hari ditambahi adanya kebakaran di Bromo itu. Aduh, semua jadi repot akibat kebakaran Bromo itu.

  4. Kebakaran hutan ini memang masalah serius yang harus dipikirkan oleh semua pihak. Apalagi kasus yang baru-baru ini terlihat sepele yaitu prewed, jadi kebakaran besar sampai menghanguskan puluhana hektar lahan. 💔

  5. fakta pahit yang harus kita ketahui bahwa negara kita mengalami beberapa kali kebakaran hutan, semoga kedepannya tidak terjadi lagi dan semakin banyak ornag yang aware soal ini, sehingga bumi Indonesia kembali pulih lebih sehat sebagai warisan untuk masa depan generasi berikutnya

  6. Sedih banget rasanya kalau ingat masih begitu banyak masyarakat yang belum tahu pentingnya menjaga hutan dan berhenti membakar sampah yang mencemari lingkungan dengan polusi udara. Bisa dirasakan sendiri saat ini bagaimana kondisi udara di perkotaan yang membuat lebih prihatin, huhu

  7. Nyesek saat tahu hutan Indonesia luasnya aja 2x lipat luasnya Perancis, hiks…Memang butuh kepedulian semua untuk menjaga hutan sesuai kapasitas dan kemampuannya.
    Artikel yang informatif dan insightful, Mbak. Terima kasih sudah menuliskannya secara lengkap. Mengedukasi pembaca untuk bersama bergerak menjaga hutan Indonesia

  8. Selain masyarakat juga harus saling mendukung untuk hutan dan ekosistem yang lebih baik, pemerintah juga harus tegas terhadap perusahaan yang memanfaatkan hutan, karena kebakaran hutan jelas kok dititik lokasinya

  9. Kebakaran hutan seringkali terjadi di indonesia karena indo hutannya luas, maka seringkali jadi perhatian internasional.. semoga dg adanya artikel2 seperti ini, membuat awareness akan hal2 terkait hutam meningkat..

  10. Yang penting jangan prewed bawa² flare aja kalau ke hutan hahaha

    Kalau bahas hutan dan hijau², bawaannya ingin ngecamp aja …

    Yang terpenting tetap jaga hutan tetap asri, jangan buang sampah atau merusaknya dengan eksploitasi berlebihan, penting itu.

    Terakhir, nikah boleh tapi kalau prewed dimana pun itu jgn bawa² flare deh, tkt kebakaran hutan lagi nanti hahahaha

  11. Kadang miris melihat hutan yang sering dialih fungsikan tanpa ada perbaikan kembali. Bahkan yang sedihnya lagi saat pembukaan lahan, dengan cara di bakar dan menyebabkan polusi yang sangat sesak di nafas

  12. Ketika musim kemarau biasanya rentan terjadi kebakaran hutan, yang bisa kita lakukan adalah tidak neko-neko melakukan kegiatan yang bisa memicu terjadinya api. Terima kasih tulisannya sangat edukatif.

  13. Dari aku kecil rasanya masalah deforestasi hutan karena karhutla selalu adaaaa aja. Perjuangan untuk menyuarakan betapa kebakaran hutan itu perlu dicegah terus berasa gaungnya hingga sekarang. Semoga dengan makin banyak yang menyampaikan pesan baik seperti Mba, makin banyak gerakan anak muda yang akhirnya paling nggak menguranginya saja dulu.

  14. Kebakaran hutan ini udah jadi masalah yang belum bisa dituntaskan sampai sekarang ya. Miris dengar kebakaran yang masih terjadi di Kalimantan. Sudah mengganggu lingkungan dan aktivitas masyarakat di sekitar hutan.

  15. Masalah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia tidak bisa dianggap sepele. Baik pemerintah maupun masyarakat harus bahu membahu mencegah dan mengatasi masalah kebakaran hutan

  16. Saya paling kesal tapi nggak bisa berbuat banyak ketika kebakaran hutan disebabkan oleh segelintir orang yang dengan sengaje membuka lahan dengan cara membakarnya. Mereka nggak mikir kalau asapnya bberdampak unutuk semua orang. Semoga pemerintah lebih tegas lagi mdalam menangani masalah hutan ini, karena dampaknya sangat besar bagi makhluk hidup di bumi ini.

  17. karhutla selain krn faktor alam, bs juga dr tangan manusia ya hmm. ini yang jadi mayan rumit kembali krn urusan perihal ini jadi seperti menahun dan efeknya terhadap kesehatan baik alam dan manusia. butuh banyak tangan2 bergerak dan bersama-sama agar hasilnya berdampak luas

  18. Hutan Nusantara ini sangat penting fungsinya buat bangsa, ga cuma sumber energi dan habitat satwa tetapi juga sumber pangan dan penjaga keseimbangan kehidupan. Ga salah emang kalau kita mesti bergerak berdaya bersama untuk menjaga hutan agar kehidupan kita lestari karena hutan terjaga. Jangan sampai kebakaran terjadi karena keserakahan atau ketidaktahuan.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts